©FreeWebNovel
Previous chapter:
Chapter 18: – Bayangan dalam Keheningan
Next chapter:
Chapter 20: – Duel di Bawah Langit Kelabu
PREVIEW
... ut gua. Kaelen membuka mata, mendapati tubuhnya kaku karena udara dingin yang menusuk tulang. Di sekelilingnya, yang lain masih terlelap—kecuali Varrok yang sudah duduk bersandar pada batu besar, mengasah pedangnya dengan pelan. Suara gesekan logam terdengar lirih, berpadu dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin lembah.
Kaelen bangkit dan berjalan ke arahnya. "Tidurmu nyenyak?" tanya Kaelen lirih.
Varrok menyeringai kecil. "Tidur adalah kemewahan yang semakin sulit kita dapa ...
YOU MAY ALSO LIKE